A.
Manusia sebagai Makhluk Individu dan Makhluk Sosial
Pada dasarnya,manusia adalah makhluk
individu manusia yang merupakan bagian dan unit terkecil dari kehidupan sosial
atau manusia sebagai makhluk sosial yang membentuk suatu kehidupan masyarakat,
manusia merupakan kumpulan dari berbagai individu. Adapun uraian lebih lanjut
mengenai manusia sebagai makhluk individu dan makhluk sosial adalah sebagai
berikut:
1.
Manusia sebagai Makhluk Individu
Manusia adalah makhluk yang
diciptakan oleh Allah swt. yang pada hakikatnya mereka sebagai makhluk
individu. Adapun yang dimaksud individu menurut(Effendi, 2010: 37) adalah
berasal dari kata in dan divided. Dalam bahasa Inggris in mengandung pengertian
tidak, sedangkan divided artinya terbagi. Jadi individu artinya tidak terbagi
atau satu kesatuan. Dalam hal ini, artinya bahwa manusia sebagai makhluk
individu merupakan kesatuan aspek jasmani dan rohani atau fisik dan psikologis,
apabila kedua aspek tersebut sudah tidak menyatu lagi maka seseorang tersebut tidak
dapat dikatakan sebagai individu.
Manusia sebagai makhluk individu
memiliki keunikan atau ciri khas masing-masing, tidak ada manusia yang persis
sama meskipun terlahir kembar. Secara fisik mungkin manusia akan memiliki
banyak persamaan namun secara psikologis akan banyak menunjukan perbedaan. Ciri
khas dan perbedaan tersebut sering disebut dengan kepribadian. Kepribadian
seseorang akan sangan dipengaruhi oleh faktor bawaan dan lingkungannya.
Menurut Nursid Sumaatmadja (Effendi,
2010:39) kepribadian adalah keseluruhan perilaku individu yang merupakan hasil
interaksi antara potensi-potensi bio-psiko-fisikal (fisik dan psikis) yang
terbawa sejak lahir dengan rangkaian situasi lingkungan, yang terungkap pada
tindakan dan perbuatan serta reaksi mental psikologisnya jika mendapat
rangsangan dari lingkungan.Dia menyimpulkan bahwa faktor lingkungan (fenotip)
ikut berperan dalam pembentukkan karakteristik yang khas dari seseorang.Secara
normal, setiap manusia memiliki potensi dasar mental yang berkembang dan dapat
dikembangkan yang meliputi (1) minat (sense of interest), (2) dorongan ingin
tahu (sense of curiousity), (3) dorongan ingin membuktikan kenyataan (sense of
reality) (4) dorongan ingin menyelidiki (sense of inquiry), (5) dorongan ingin
menemukan sendiri (sense of discovery). Potensi ini berkembang jika adanya
rangsangan, wadah dan suasana kondusif. Jika fenomena sosial di lingkungannya
telah tumbuh potensi-potensi mental yang normalnya akan terus berkembang.
Berawal dari potensi-potensi
tersebut, manusia sebagai makhluk individu ingin memenuhi kebutuhan dan
kehendaknya masing masing, ingin merealisasikan dan mengaktualisasikan dirinya.
Dalam arti ia memiliki kemampuan untuk mengembangkan potensi-potensi yang
dimilikinya. Setiap
individu akan berusaha semaksimal mungkin untuk
menemukan jati dirinya yang berbeda dengan yang lainnya, tidak ada manusia yang
betul-betul ingin menjadi orang lain, dia tetap ingin menjadi dirinya sendiri
sehingga dia selalu sadar akan keindividualitasnya.
Menurut Zanti Arbi dan Syahrun
(Sadulloh, 2009:81) menyatakan bahwa setiap orang bertanggung jawab atas
dirinya, atas pikiran, perasaan, pilihan, dan perilakunya. Orang yang
betul-betul manusia adalah orang yang bertanggung jawab penuh. Tidak ada orang
lain yang mengambil alih tanggung jawab dalam hidupnya. Kata hatinya
adalah kata hatinya sendiri.
Adapun dalam hal ini sebagai
pendidik baik orang tua maupun guru kita harus memahami bahwa anak memiliki
potensi untuk berkembang yang ingin menjadi pribadinya sendiri. Anak dalam
perkembangannya akan memperoleh pengeruh dari luar, baik yang disengaja ataupun
yang tidak disengaja, tetapi anak akan mengambil jarak terhadap
pengaruh-pengaruh tersebut. Dia akan memilihnya sendiri. Pengaruh tersebut akan
dia olah secara pribadi, sehingga apa yang dia terima akan merupakan bagian
dari dirinya sendiri sehingga anak menjadi pribadi individu yang berbeda dan
tidak sama dengan yang lainnya. Selain itu, pendidik harus sadar bahwa anak
bukan satu satunya manusia yang berhak untuk mendidik anak tersebut. pendidikan
tidak boleh memaksa anak untuk mengikuti atau menuruti segala kehendaknya,
karena dalam diri anak ada suatu prinsip pembentukan dan pengembangan yang
ditentukan oleh dirinya sendiri.
2. Manusia sebagai
Makhluk Sosial
Menurut kodratnya manusia selain
sebagai makhluk individu, mereka juga merupakan makhluk sosial. Adapun yang
dimaksud Istilah sosial menurut adalah ”Sosial” berasal dari akar kata bahasa
Latin Socius, yang artinya berkawan atau masyarakat. Sosial memiliki arti umum
yaitu kemasyarakatan dan dalam arti sempit mendahulukan kepentingan bersama
atau masyarakat. Adapun dalam hal ini yang dimaksud manusia sebagai makhluk
sosial adalah makhluk yang hidup bermasyarakat, dan pada dasarnya setiap hidup
individu tidak dapat lepas dari manusia lain. Dalam hubungannya dengan manusia
sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup bersama dengan manusia lainnya.
Dorongan masyarakat yang dibina sejak lahir akan selalu menampakan dirinya
dalam berbagai bentuk, karena itu dengan sendirinya manusia akan selalu
bermasyarakat dalam kehidupannya.Seperti kita ketahui bahwa sejak bayi lahir
sampa iusia tertentu manusia adalah mahkluk yang tidak berdaya, tanpa bantuan
orang orang disekitar iatidak dapat berbuat apa-apa dan untuk segala
kebutuhan hidup bayi sangat tergantung pada luar dirinya sepert iorang tuanya
khususnya ibunya. Bagisi bayi keluarga merupakan segitiga abadi yang menjadi
kelompok sosial pertama dikenalnya. Pada perjalanan hidup yang
selanjutnya keluarga akan tetap menjadi kelompok pertama tempat meletakan
dasakepribadian dan proses pendewasaan yang didalamnya selalu terjadi
“sosialisi” untuk menjadi manusia yang mengetahui pengetahuan dasar,
nilai-nilai, normasosial dan etika-etika pergaulan.
Manusia dapat di katakan makluk
sosial karena pada dirinya terdapat dorongan untuk berhubungan atau
berinteraksi dengan orang lain, dimana terdapat kebutuhan untuk mencari
berteman dengan orang lain yang sering di dasari atas kesamaan ciri atau
kepentingan masing-masing. Manusia juga tidak akan bisa hidup sebagai manusia
kalau tidak hidup di tengah-tengah manusia. Tanpa bantuan manusia
lainnya, manusia tidak mungkin bisa berjalan dengan tegak. Dengan
bantuan orang lain, manusia bisa menggunakan tangan, bisa berkomunikasi atau
bicara, dan bisa mengembangkan seluruh potensi kemanusiaannya. Makhluk sosial
adalah makluk yang terdapat dalam beragam aktivitas dan lingkungan sosial.
Ø Dalam hal
ini dapat disimpulkan bahwa Manusia dikatakan sebagaimakhluksosial,
karenabeberapaalasan:
a. Manusia tunduk
pada aturan, norma sosial.
b. Perilaku
manusia mengharapkan suatu penilaian dari orang lain.
c. Manusia
memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain
d. Potensi manusia akan
berkembang bila ia hidup di tengah-tengah manusia.
b) Pertentangan
rasional, yaitu pertentangan yang ditimbulkan oleh adanya perbedaan ras.
c) Pertentangan kelas
sosial, yaitu perbedaan yang ditimbulkan karena adanya perbedaan kepentingan
antar kelas sosial.
d) Pertentangan politik, yaitu
pertentangan yang biasanya terjadi diantara partai-partai polotik untuk
mencapai keinginannya.
Peran agen utama yaitu orangtua
merupakan peran penting bagi anak untuk bersosialisasi. Orang tua merupaka awal
dimana kita melakukan interaksi dengan dunia pertama kita. Keluarga merupakan
pendidik yang pertama dan yang paling utama dalam hal pertumbuhan dan
perkembangan anak begitupun dengan perkembangan sosialisasi mereka. Maka orang
tua hendaknya mengoptimalkan proses sosialisasi pertama untuk anak. Kelompok
bermain juga tidak kalah pentingnya dengan orang tua. Melalui kelompok bermain
anak mulai bisa belajar bersosialisasi secara umum. Bagaimana ia berinteraksi
dengan teman sebayanya, bagaimana ia menyelesaikan suatu permasalahan dalam
berinteraksi dengan temannya dan juga bagaimana ia bisa memilih teman yang
sejalan dengannya. Agen yang ketiga yaitu media massa. Media masa sangat erat
kaitannya dengan teknologi yang makin maju dan berkembang. Media masa pun
sangat penting untuk sosialisasi dengan hal-hal yang terjadi disekitar kita.
A.
Kesimpulan
1. Manusia sebagai mahluk individu
artinya manusia merupakan satu kesatuan antara jasmani dan rohani. Seseorang
dikatakan sebagai individu apabila kedua unsur tersebut menyatu dalam dirinya.
2. Selain sebagai makhluk individu
juga, manusia adalah makhluk sosial. Salah satunya dikarenakan pada diri
manusia ada dorongan untuk berhubungan atau berinteraksi dengan orang lain yang
satu sama lain saling membutuhkan.
.
B. Saran
Sejalandengankesimpulandiatas, penulismerumuskan saran
sebagaiberikut.
1. Setiap individu hendaknya sadar bahwa
mereka adalah sebagai makhluk individu dan makhluk sosial, sehingga mereka
mampu menghargai satu sama lain dalam arti tidak mengambil hak orang lain
ketika bertindak sebagai makhluk sosial dan sebaliknya.
2. Dalam upaya pendidikan hendaknya para pendidik
harus menghormati keindividualitasan, karakteristik, keunikan dan kepribadian
anak. pendidikan tidak boleh memaksa anak untuk mengikuti dan menuruti segala
kehendaknya, karena dalam diri anak ada suatu prinsip pembentukan dan
pengembangan yang ditentukan oleh dirinya sendiri.
3. Pembentukan proses sosialisasi
pada anak dalam interaksi sosial hendaknya harus didukung oleh semua pihak.
Keluarga, lingkungan masyarakat juga tenaga pendidik harus membantu
menstimulasinya.
4. Kesempatan berinteraksi akan
sangat dibutuhkan oleh anak dalam bersosialisasi dengan orang lain. Hendaknya
kita sebagai calon guru dan calon ibu harus sadar bahwa pemberitahuan,
pemberian contoh dan pembiasaan sangat penting dan dibutuhkan dalam
bersosialisasi dengan orang lain dimasyarakat.